BEM KM UGM Siap Ikuti ‘Indonesia Gelap’ pada Kamis, 20 Februari

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (KM UGM) menyatakan kesiapan untuk turut serta dalam aksi “Indonesia Gelap”. Akan digelar pada Kamis, 20 Februari 2025. Aksi ini, yang menyerukan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dianggap kontroversial. Diharapkan mampu menyuarakan keresahan masyarakat, terutama kalangan mahasiswa, terkait dengan pengesahan sejumlah undang-undang yang dianggap merugikan. Dalam aksi tersebut, berbagai elemen masyarakat termasuk mahasiswa, pekerja, dan aktivis. Berencana untuk menunjukkan ketidaksetujuannya dengan cara yang damai namun tegas.

BEM KM UGM dan Aksi Penolakan RUU yang Kontroversial

Aksi “Indonesia Gelap” akan dilaksanakan serentak di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Yogyakarta, sebagai bentuk penolakan terhadap pengesahan RUU yang dipandang menyimpang dari nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial. Menurut BEM KM UGM, aksi ini merupakan bagian dari upaya untuk mengingatkan pemerintah dan legislatif tentang pentingnya mempertimbangkan aspirasi rakyat dalam proses pembuatan undang-undang.

Kepada wartawan, Presiden BEM KM UGM, Rizky Maulana, menyampaikan bahwa mereka merasa terpanggil untuk turut berpartisipasi dalam aksi tersebut. “Kami merasa bahwa suara mahasiswa perlu didengarkan dalam hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat banyak. Kami menilai RUU yang sedang dibahas ini tidak mencerminkan keadilan sosial dan dapat berdampak negatif bagi kebebasan berpendapat di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Rizky, RUU yang dimaksud adalah beberapa rancangan undang-undang yang sedang dibahas oleh pemerintah dan DPR. Dianggap dapat membatasi ruang gerak masyarakat dan mengancam kebebasan berpendapat. Oleh karena itu, BEM KM UGM akan bergabung dalam aksi “Indonesia Gelap” yang dipelopori oleh berbagai organisasi mahasiswa dan masyarakat lainnya.

Tujuan Aksi ‘Indonesia Gelap’

Aksi “Indonesia Gelap” direncanakan akan digelar pada 20 Februari 2025, dengan tujuan utama untuk menarik perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap berbagai isu yang menjadi kekhawatiran banyak pihak. Di antaranya adalah RUU yang berpotensi membatasi kebebasan sipil, undang-undang yang tidak berpihak pada kelompok masyarakat tertentu, serta berbagai kebijakan yang dinilai tidak sensitif terhadap keberagaman dan hak-hak dasar manusia.

“Ini adalah bentuk protes atas kebijakan yang sangat merugikan bagi rakyat. Kami ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia bukan hanya milik segelintir orang, tetapi milik kita semua. Maka dari itu, kami turut serta dalam aksi ini untuk menunjukkan bahwa mahasiswa punya peran dalam menentukan arah perubahan negara ini,” kata Rizky Maulana.

Selain itu, aksi ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya partisipasi publik dalam proses politik, serta mengingatkan pemerintah untuk lebih responsif terhadap aspirasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan. Hal ini sejalan dengan tujuan gerakan mahasiswa yang selalu mengedepankan nilai-nilai keadilan sosial, demokrasi, dan hak asasi manusia.

Kegiatan yang Dijalankan Selama Aksi ‘Indonesia Gelap’

Selama aksi “Indonesia Gelap”, peserta akan melakukan berbagai kegiatan yang bersifat simbolis. Termasuk penutupan sebagian situs web sebagai bentuk protes terhadap kebijakan yang dianggap mengancam kebebasan berekspresi dan berpendapat. Selain itu, berbagai orasi dan diskusi publik juga akan digelar untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang alasan di balik aksi ini serta dampak dari kebijakan-kebijakan yang diprotes.

Diharapkan bahwa dengan adanya kegiatan ini, masyarakat dapat lebih paham mengenai isu-isu yang diangkat dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi yang lebih sehat. BEM KM UGM juga berencana untuk melakukan edukasi di kampus mereka mengenai pentingnya membela hak-hak konstitusional. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik yang berdampak langsung pada kehidupan mereka.

Reaksi dari Pihak Berwenang dan Prediksi Ke Depannya

Meskipun aksi ini mendapat dukungan dari banyak kalangan mahasiswa dan masyarakat sipil. Reaksi dari pemerintah dan pihak berwenang masih menjadi tanda tanya. Sebelumnya, berbagai aksi mahasiswa yang serupa kerap menghadapi tantangan. Dalam bentuk tekanan dari aparat keamanan maupun pernyataan-pernyataan yang memandang gerakan mahasiswa sebagai ancaman terhadap stabilitas politik.

Namun, Rizky Maulana menegaskan bahwa aksi “Indonesia Gelap” akan tetap berlangsung dengan damai dan tidak akan melibatkan tindakan anarkis. “Kami akan tetap berusaha untuk menjaga kedamaian selama aksi ini. Tujuan kami adalah untuk menyuarakan pendapat dan harapan masyarakat, bukan untuk menimbulkan kekacauan,” tegasnya.

Seiring dengan semakin dekatnya tanggal aksi, diperkirakan banyak elemen masyarakat lainnya yang akan bergabung. Termasuk organisasi-organisasi kemahasiswaan, aktivis, dan tokoh masyarakat yang peduli dengan masa depan bangsa. Dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam aksi ini, diharapkan dapat tercipta tekanan yang lebih besar. Terhadap pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan yang dianggap merugikan.

  • Related Posts

    Peretasan Terbesar dalam Sejarah Kripto, Bybit Merugi Hampir $1,4 Miliar

    Jakarta, Indonesia – Bybit, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, baru-baru ini melaporkan peretasan terbesar dalam sejarah industri kripto. Peretasan ini menyebabkan kerugian mencapai hampir $1,4 miliar, sebuah angka…

    Apple Rilis iPhone 16E, Ini Spesifikasi dan Harganya

    Cupertino, California – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru di dunia teknologi dengan merilis iPhone 16E pada awal tahun 2025. Smartphone terbaru ini dihadirkan sebagai versi lebih terjangkau dari iPhone 16…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *