Indonesia Desak G20 Perkuat Reformasi Tata Kelola Global

JAKARTA – Indonesia kembali menegaskan pentingnya reformasi tata kelola global dalam forum G20 yang digelar di New Delhi, India, pada bulan Februari 2024. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, dalam pidatonya mengungkapkan bahwa krisis ekonomi, sosial, dan lingkungan yang melanda dunia saat ini. Memerlukan perubahan mendalam dalam cara negara-negara besar mengelola perekonomian global. Indonesia mendesak G20 untuk memimpin pembaruan tata kelola ini agar sistem ekonomi internasional menjadi lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Pernyataan Indonesia ini muncul di tengah ketegangan global akibat meningkatnya ketidaksetaraan antarnegara. Masalah perubahan iklim, dan ketidakpastian ekonomi yang terus berkembang. Sri Mulyani menyebutkan bahwa G20 memiliki peran penting dalam memperkuat sistem perekonomian dunia melalui reformasi yang tidak hanya menyentuh aspek keuangan. Tetapi juga mencakup pengelolaan sumber daya alam dan kebijakan perdagangan internasional.

Reformasi Tata Kelola Global: Kenapa Penting?

Tata kelola global yang dimaksud oleh Indonesia melibatkan perbaikan besar dalam mekanisme internasional yang mengatur perdagangan, keuangan, perubahan iklim, serta hak asasi manusia. Sri Mulyani menekankan bahwa, meskipun G20 sebagai forum negara-negara ekonomi terbesar memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian dunia. Banyak negara kecil dan berkembang masih merasa terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan internasional. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa keadilan dalam proses ini harus menjadi fokus utama.

“Reformasi tata kelola global sangat penting agar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dapat memperoleh manfaat yang setara dalam sistem ekonomi dunia. Ketidaksetaraan global yang terus berkembang hanya akan memperburuk ketidakstabilan politik dan ekonomi di berbagai negara,” kata Sri Mulyani dalam forum tersebut.

Upaya Indonesia untuk Mendorong Perubahan

Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, terus menggalakkan peran aktif dalam reformasi ekonomi global. Salah satu fokus utama Indonesia adalah memperkuat sistem perdagangan internasional yang lebih inklusif dan mendorong kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

“Indonesia mendukung pengembangan kebijakan yang tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mencakup dampak sosial dan lingkungan. Kami percaya bahwa dunia harus bergerak menuju perekonomian yang lebih hijau dan lebih adil untuk semua,” lanjut Sri Mulyani.

Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat sistem keuangan internasional yang lebih transparan dan bertanggung jawab. Dengan reformasi ini, diharapkan sistem perbankan global dapat lebih mampu menghadapi tantangan besar yang muncul. Seperti krisis utang yang melanda beberapa negara berkembang, serta ketergantungan pada sektor keuangan yang kurang berkelanjutan.

Data dan Fakta yang Mendukung Desakan Indonesia

Berdasarkan laporan Bank Dunia, lebih dari 50% negara-negara berkembang menghadapi risiko utang tinggi yang mengkhawatirkan. Terutama setelah pandemi COVID-19 yang mengguncang perekonomian global. Selain itu, data dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan global terus meningkat. Dengan gap antara negara kaya dan miskin yang semakin lebar. Laporan tersebut juga mencatat bahwa perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. Mengharuskan adanya kebijakan yang dapat mempercepat transisi ke ekonomi hijau.

Sri Mulyani mengutip statistik yang menunjukkan bahwa 1,3 miliar orang di seluruh dunia masih hidup dalam kemiskinan ekstrem. Sementara lebih dari 800 juta orang mengalami kelaparan. Hal ini memperkuat argumen bahwa sistem ekonomi global saat ini belum berhasil menciptakan distribusi kesejahteraan yang merata.

“Reformasi sistem keuangan dan perdagangan internasional yang inklusif dan berkelanjutan adalah jalan keluar untuk mengatasi ketimpangan ini. G20 harus menjadi pelopor perubahan ini dengan memperkenalkan kebijakan yang mendukung negara-negara berkembang dalam menghadapi tantangan-tantangan global,” tambah Sri Mulyani.

Harapan ke Depan

Indonesia mengharapkan agar G20 dapat mengimplementasikan langkah-langkah konkret dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Reformasi tata kelola global yang lebih transparan dan adil akan memberikan peluang bagi negara-negara berkembang untuk tumbuh lebih pesat dan bersaing secara sehat di pasar internasional.

Menurut Sri Mulyani, keseriusan G20 dalam mengatasi masalah ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan ketidakstabilan keuangan akan menjadi tonggak sejarah penting bagi keberlanjutan ekonomi global. Indonesia siap untuk berperan aktif dalam mendukung kebijakan-kebijakan tersebut, sekaligus memajukan agenda reformasi yang akan membawa dampak positif bagi seluruh negara di dunia.

  • Related Posts

    Yoon dari Korea Selatan Hadiri Sidang Pertama Kasus Pemberontakan

    SEOUL – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, menghadiri sidang pertama dalam kasus pemberontakan yang melibatkan sejumlah individu yang dituduh merencanakan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Sidang ini berlangsung di Pengadilan…

    Kementerian Mendistribusikan Kurma yang Disediakan oleh Raja Salman

    Jakarta, 21 Februari 2025 — Disediakan oleh Raja Salman. Kementerian Agama Republik Indonesia telah memulai distribusi kurma yang disumbangkan oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi. Sebanyak…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *