P2G Minta Pemerintah Tak Terburu-buru Memasukkan Coding dan AI dalam Kurikulum Sekolah Dasar

Perhimpunan Pengembangan Pendidikan (P2G) meminta kepada pemerintah untuk tidak terburu-buru dalam memasukkan pengajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) ke dalam kurikulum sekolah dasar. Pernyataan ini muncul setelah rencana pemerintah untuk memperkenalkan pembelajaran teknologi digital. Termasuk coding dan AI, kepada siswa sejak dini, yang dinilai dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan keterampilan masa depan. Namun, P2G mengingatkan bahwa keputusan ini perlu dipertimbangkan dengan matang. Agar tidak memberatkan anak-anak dan sekolah-sekolah yang belum siap dengan fasilitas dan sumber daya yang memadai.

Tanggapan P2G terhadap Rencana Pemerintah

Menurut P2G, meskipun penting untuk memperkenalkan keterampilan digital kepada siswa, langkah tersebut harus disesuaikan. Dengan tahapan perkembangan anak serta kesiapan infrastruktur pendidikan yang ada. P2G menilai bahwa pendidikan dasar seharusnya lebih berfokus pada pembentukan karakter dan keterampilan dasar. Seperti keterampilan sosial dan komunikasi, yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari anak.

“Perkenalan coding dan AI memang penting, tetapi kita tidak boleh terburu-buru. Anak-anak di tingkat sekolah dasar seharusnya lebih fokus pada dasar-dasar yang diperlukan untuk perkembangan intelektual dan emosional mereka.” Ungkap Ketua P2G, Budi Santoso, dalam sebuah pernyataan resmi. “Pendidikan harus menyeimbangkan antara teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan agar tidak mengabaikan aspek sosial anak.”

P2G juga menyarankan agar pemerintah lebih selektif dalam memilih materi yang sesuai dengan usia anak dan mempertimbangkan keberagaman fasilitas yang ada di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Banyak sekolah yang belum memiliki perangkat yang memadai untuk mengajarkan coding atau AI. Sehingga ada risiko bahwa program tersebut justru akan memperlebar kesenjangan pendidikan antar daerah.

Kesiapan Sekolah dan Infrastruktur

Salah satu kekhawatiran P2G adalah kurangnya kesiapan sekolah dalam hal fasilitas pendukung untuk mengimplementasikan pembelajaran coding dan AI. Sekolah-sekolah, terutama yang berada di daerah terpencil, belum tentu memiliki komputer atau perangkat yang memadai untuk mendukung pembelajaran teknologi tersebut.

Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2023, hanya sekitar 60% sekolah dasar di Indonesia yang memiliki fasilitas komputer yang cukup untuk mendukung pembelajaran teknologi. Sisanya, banyak yang masih bergantung pada media pembelajaran konvensional, seperti buku dan papan tulis.

Selain itu, P2G juga menyoroti kurangnya tenaga pengajar yang kompeten dalam bidang teknologi, seperti coding dan AI. Yang bisa mengajarkan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak-anak. “Mereka yang akan mengajarkan coding dan AI harus mendapatkan pelatihan khusus agar dapat menyampaikan materi dengan cara yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak,” jelas Budi Santoso.

Keuntungan dan Tantangan dari Pembelajaran Coding dan AI di Sekolah Dasar

Memasukkan coding dan AI ke dalam kurikulum sekolah dasar memang memiliki sejumlah keuntungan yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Di era digital ini, keterampilan teknologi menjadi semakin penting. Memperkenalkan teknologi kepada anak-anak sejak dini dapat membekali mereka dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.

Dalam konteks global, banyak negara yang sudah mulai memasukkan coding dan pemahaman dasar tentang kecerdasan buatan dalam kurikulum sekolah dasar. Negara-negara seperti Estonia, Inggris, dan Kanada telah lebih dulu melaksanakan program serupa. Hasil yang menunjukkan peningkatan keterampilan teknologi pada siswa mereka.

Namun, P2G menegaskan bahwa meskipun pembelajaran teknologi memiliki banyak manfaat, pemerintah harus memastikan bahwa materi yang diberikan sesuai dengan usia anak dan tidak membebani mereka dengan konsep-konsep yang sulit dipahami di usia tersebut. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang dampak sosial dan etika dari teknologi juga harus dimasukkan dalam kurikulum.

Tanggapan dari Pemerintah dan Rencana Ke Depan

Meskipun kritik dari P2G perlu mendapat perhatian, pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa pembelajaran coding dan AI di tingkat sekolah dasar merupakan bagian dari upaya untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana meluncurkan program pelatihan guru dan pengadaan perangkat pendukung. Untuk memastikan bahwa pembelajaran teknologi dapat dijalankan dengan efektif di seluruh Indonesia.

“Meskipun kami memahami kekhawatiran yang disampaikan oleh P2G, kami juga percaya bahwa teknologi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan harus diperkenalkan sejak dini. Kami akan memastikan bahwa program ini dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.” Ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemendikbud, Anies Saputra, dalam konferensi pers.

Kementerian juga berencana untuk melakukan uji coba di beberapa sekolah dengan fasilitas terbaik, sebelum mengimplementasikan program ini secara luas ke seluruh Indonesia. Uji coba ini akan melibatkan berbagai stakeholder. Termasuk guru, orang tua, dan para ahli teknologi, untuk memberikan umpan balik yang konstruktif.

  • Related Posts

    AI Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

    JAKARTA – Indonesia tengah berada di ambang perubahan besar dalam dunia digital. Teknologi kecerdasan buatan (AI) diyakini dapat menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang semakin pesat. Pemerintah…

    Kementerian Pendidikan Tekankan Pentingnya Penguasaan Bahasa di Dunia Digital

    JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia menekankan pentingnya penguasaan bahasa, khususnya bahasa Inggris. Dalam menghadapi tuntutan dunia digital yang semakin berkembang pesat. Hal ini disampaikan dalam acara…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *