Peretasan Terbesar dalam Sejarah Kripto, Bybit Merugi Hampir $1,4 Miliar

Jakarta, IndonesiaBybit, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, baru-baru ini melaporkan peretasan terbesar dalam sejarah industri kripto. Peretasan ini menyebabkan kerugian mencapai hampir $1,4 miliar, sebuah angka yang mengejutkan dan memicu ketidakpastian di pasar mata uang digital. Kejadian ini terjadi pada tanggal 20 Februari 2025, dan sejak itu, perusahaan telah berusaha mengatasi dampak dari serangan cyber yang merusak reputasinya.

Kejadian Peretasan dan Dampaknya

Pada hari tersebut, Bybit mengalami peretasan yang cukup besar. Di mana peretas berhasil membobol sistem keamanan dan mencuri hampir $1,4 miliar. Dalam bentuk berbagai mata uang kripto yang disimpan di platform mereka. Menurut laporan yang diterima, serangan ini diduga melibatkan teknik phishing dan exploitation terhadap kerentanannya di sistem pertukaran. Sebagai salah satu platform terkemuka di industri, peretasan ini menjadi perhatian besar bagi investor dan regulator di seluruh dunia.

Serangan ini mempengaruhi banyak pengguna yang memiliki saldo di bursa Bybit. Sebagian besar menggunakan platform ini untuk perdagangan kontrak berjangka dan perdagangan margin. Menurut data yang dihimpun, lebih dari 80.000 pengguna kehilangan dana mereka akibat peretasan ini.

“Kami sangat menyesal atas kejadian ini dan meminta maaf kepada seluruh pengguna kami yang terdampak. Kami sedang bekerja keras untuk mengidentifikasi pelaku dan memulihkan dana yang hilang,” ujar Ben Zhou, CEO Bybit, dalam pernyataan resmi yang dirilis setelah kejadian.

Bagaimana Peretasan Bisa Terjadi?

Serangan terhadap Bybit dimulai dengan temuan celah dalam sistem pengamanan mereka yang memungkinkan peretas untuk mendapatkan akses tidak sah ke beberapa wallet digital. Serangan ini semakin diperburuk oleh ketidaksiapan dalam merespons serangan skala besar tersebut. Berdasarkan laporan keamanan internal, peretas memanfaatkan teknik canggih. Memungkinkan mereka mengakses kunci privat wallet yang mengontrol lebih dari $1,4 miliar dalam berbagai aset kripto.

Kepala Divisi Keamanan Bybit, Alice Lee, menjelaskan bahwa tim teknis mereka saat ini sedang melakukan audit penuh terhadap seluruh sistem untuk mencegah kebocoran data lebih lanjut. “Kami bekerja sama dengan pihak berwenang internasional untuk melacak pelaku dan melakukan pemulihan dana secara transparan,” tambah Lee.

Langkah-langkah Pemulihan dan Respons Bybit

Setelah kejadian tersebut, Bybit segera melakukan tindakan untuk mengatasi dampak dari peretasan tersebut. Mereka menangguhkan sementara semua transaksi dan penarikan yang dilakukan melalui platform. Langkah ini diambil untuk mencegah kerugian lebih lanjut serta memberikan waktu bagi tim keamanan untuk menilai kerusakan yang ditimbulkan.

Pihak Bybit juga menyatakan bahwa mereka berencana untuk melakukan evaluasi ulang terhadap sistem keamanan mereka dan meningkatkan sistem proteksi multi-layer. Agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Mereka juga berkomitmen untuk mengganti kerugian pengguna yang terdampak, meski masih ada tantangan dalam mengidentifikasi aset yang hilang dan memulihkan dana tersebut.

Reaksi Pasar dan Investor Kripto

Peretasan ini berdampak besar pada pasar kripto secara keseluruhan. Harga beberapa mata uang digital utama, seperti Bitcoin dan Ethereum, mengalami penurunan tajam pasca kejadian. Banyak investor yang merasa khawatir dengan ketahanan bursa kripto lainnya setelah mengetahui adanya celah di Bybit yang bisa dimanfaatkan oleh peretas. Beberapa analis bahkan memperkirakan bahwa dampak jangka panjang dari kejadian ini akan membuat investor lebih berhati-hati dalam memilih platform perdagangan kripto.

“Keamanan menjadi faktor utama yang kini harus diperhatikan oleh setiap pengguna dan investor kripto. Peretasan ini mengingatkan kita akan betapa pentingnya melakukan pengamanan ganda dan memastikan platform tempat kita berinvestasi memiliki standar keamanan yang tinggi,” kata Jonathan Kim, seorang analis keuangan dan ahli kripto di Seoul, Korea Selatan.

Selain itu, beberapa negara mulai melakukan diskusi lebih lanjut mengenai regulasi dan kontrol yang lebih ketat terhadap platform-platform perdagangan kripto. Pemerintah negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, mulai mengajukan ide untuk meningkatkan pengawasan terhadap sektor ini guna menghindari kerugian yang lebih besar di masa depan.

  • Related Posts

    Apple Rilis iPhone 16E, Ini Spesifikasi dan Harganya

    Cupertino, California – Apple kembali menghadirkan inovasi terbaru di dunia teknologi dengan merilis iPhone 16E pada awal tahun 2025. Smartphone terbaru ini dihadirkan sebagai versi lebih terjangkau dari iPhone 16…

    Korea Selatan Terapkan Kartu Kedatangan Elektronik Demi Efisiensi Imigrasi

    SEOUL – Mulai tahun 2025, Korea Selatan memberlakukan sistem kartu kedatangan elektronik (e-arrival card) untuk mempermudah dan mempercepat proses imigrasi di bandara. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi,…

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *