
Jakarta – Hari ini, ribuan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam serikat pekerja melakukan mogok kerja. Sebagai bentuk protes terhadap perusahaan aplikasi transportasi daring yang tidak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) pada Idul Fitri 2025 mendatang. Aksi mogok yang dimulai sejak pagi ini telah menyebabkan gangguan signifikan. Pada layanan transportasi online di sejumlah wilayah Jakarta dan sekitarnya. Para pengemudi ojek online ini menuntut hak mereka untuk mendapatkan THR sebagai bentuk penghargaan terhadap kerja keras mereka sepanjang tahun.
Aksi mogok ini dilatarbelakangi oleh keluhan dari serikat pekerja ojol yang merasa tidak diperlakukan secara adil oleh perusahaan penyedia aplikasi transportasi daring. Para pengemudi menganggap bahwa THR merupakan hak yang layak diberikan kepada mereka. Mengingat mereka juga bekerja di lapangan dengan jam kerja yang fleksibel dan menghadapi berbagai tantangan selama bekerja.
Tuntutan THR oleh Serikat Pekerja Ojol
Serikat Pekerja Ojek Online (SPO) yang terlibat dalam mogok kerja ini menuntut agar perusahaan penyedia layanan ojek online segera memberikan THR bagi para mitra pengemudi. Para pengemudi menilai bahwa meskipun mereka bekerja sebagai mitra, mereka tetaplah pekerja yang layak memperoleh hak-hak sebagai karyawan, termasuk THR yang sesuai dengan peraturan pemerintah.
“Tahun ini, kami meminta agar perusahaan memberikan THR seperti yang telah diatur dalam undang-undang. Kami bekerja keras sepanjang tahun, membantu perusahaan meraih keuntungan, namun kami merasa tidak diperhatikan dalam hal ini.” Ujar Andrianto, perwakilan Serikat Pekerja Ojek Online.
Menurut Andrianto, mogok kerja ini adalah salah satu cara untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka atas kebijakan perusahaan yang dianggap tidak adil dan merugikan pengemudi ojek online. Dalam aksi ini, para pengemudi menuntut perusahaan untuk memberikan THR yang setara dengan standar. Diatur dalam peraturan ketenagakerjaan Indonesia, yang wajib diberikan kepada semua pekerja, termasuk mitra pengemudi ojek online.
Dampak Aksi Mogok Kerja Terhadap Layanan Ojol
Mogok kerja yang dilakukan oleh para pengemudi ojek online ini telah menyebabkan gangguan signifikan pada layanan transportasi daring. Terutama di wilayah-wilayah yang padat penduduk, seperti Jakarta, Depok, dan Bekasi. Beberapa pengguna layanan ojek online melaporkan bahwa mereka kesulitan mencari pengemudi untuk perjalanan mereka. Bahkan beberapa aplikasi transportasi daring mengalami kesulitan dalam menyediakan armada.
Aksi mogok ini juga mempengaruhi sektor lain yang terkait dengan layanan ojek online, seperti pengiriman barang dan makanan. Di beberapa restoran dan warung, pengiriman pesanan terhambat karena kurangnya pengemudi yang bekerja. Hal ini menambah tekanan pada perusahaan aplikasi untuk segera merespons tuntutan pengemudi agar situasi ini tidak semakin memburuk.
Respons Perusahaan Aplikasi Ojol
Hingga saat ini, perusahaan aplikasi penyedia ojek online yang terlibat dalam aksi mogok ini belum memberikan pernyataan resmi mengenai tuntutan tersebut. Namun, beberapa pihak internal perusahaan mengungkapkan bahwa perusahaan masih melakukan diskusi. Dengan perwakilan serikat pekerja untuk mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
“Perusahaan selalu berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi mitra pengemudi dan berusaha mencari solusi yang terbaik. Kami memahami tuntutan mereka, namun kami juga harus mempertimbangkan kondisi dan kebijakan internal perusahaan dalam menentukan pemberian THR,” ujar seorang sumber internal dari perusahaan ojek online yang enggan disebutkan namanya.
Meski demikian, belum ada klarifikasi resmi apakah perusahaan akan memberikan THR kepada mitra pengemudi pada tahun ini. Sejumlah pengamat menyarankan agar perusahaan segera mencari jalan tengah untuk menyelesaikan masalah ini, agar tidak merugikan baik pengemudi maupun perusahaan itu sendiri.
Prediksi Dampak Mogok Kerja
Jika mogok kerja ini berlanjut lebih lama, tidak hanya layanan ojek online yang akan terganggu, tetapi juga akan berdampak pada perekonomian, khususnya sektor usaha yang mengandalkan pengiriman barang dan makanan melalui platform ojol. Pengemudi ojek online sendiri juga akan merasakan dampak langsung dari mogok ini, karena mereka tidak dapat menghasilkan pendapatan selama aksi tersebut berlangsung.
Dari sisi pemerintah, Kementerian Ketenagakerjaan mungkin akan memantau perkembangan mogok kerja ini dan memberikan arahan kepada pihak-pihak terkait. Pemerintah telah mengingatkan perusahaan untuk mematuhi peraturan yang mengharuskan pemberian THR kepada pekerja. Jika perusahaan tidak mematuhi regulasi tersebut, maka mereka berisiko dikenakan sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.