
BIMA, 8 Februari 2025 – Seorang wanita yang ditemukan di Pantai Pink, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin pagi (8/2). Akhirnya berhasil diidentifikasi sebagai salah satu korban dari peristiwa banjir bandang yang terjadi di daerah tersebut pada akhir pekan lalu. Berdasarkan hasil identifikasi, wanita tersebut adalah Nurul Aisyah (30), seorang warga Desa Sumi, Bima. Yang dilaporkan hilang setelah banjir bandang menerjang wilayahnya.
Banjir bandang yang melanda Kabupaten Bima pada Sabtu (3/2) malam lalu menyebabkan kerusakan besar dan menewaskan sejumlah warga. Kejadian tersebut merupakan dampak dari hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut selama beberapa hari. Mengakibatkan meluapnya sungai-sungai utama dan menghanyutkan banyak rumah, kendaraan, serta menyebabkan tanah longsor. Hingga kini, sejumlah tim SAR masih melakukan pencarian dan evakuasi korban. Sementara pemerintah setempat berusaha memberikan bantuan kepada para korban yang selamat.
Proses Identifikasi Korban
Petugas dari tim Forensik Kepolisian Daerah NTB bekerja sama dengan keluarga korban untuk memastikan identitas wanita yang ditemukan di Pantai Pink. Setelah pemeriksaan identitas dan kecocokan ciri-ciri tubuh yang ditemukan di lokasi. Dipastikan bahwa wanita tersebut adalah Nurul Aisyah, yang sebelumnya dilaporkan hilang setelah banjir bandang melanda.
Menurut saksi mata yang berada di lokasi kejadian, tubuh Nurul ditemukan pada pagi hari, terdampar di pantai yang terkenal dengan keindahan alamnya itu. “Kami sangat terkejut dan bersedih ketika mengetahui bahwa wanita yang ditemukan adalah warga kami yang hilang. Kami mengharapkan keajaiban, tetapi ternyata ini kenyataannya,” ujar salah seorang warga setempat, Siti Rahayu.
Sementara itu, pihak kepolisian dan Tim SAR terus melakukan pencarian terhadap korban lainnya, karena masih ada beberapa warga yang belum ditemukan hingga kini. Diperkirakan lebih dari 50 orang dilaporkan hilang akibat peristiwa tersebut, meskipun sebagian besar sudah ditemukan dalam keadaan selamat.
Dampak Banjir Bandang di Bima
Banjir bandang yang terjadi di Bima telah menimbulkan kerusakan besar di sejumlah desa. Selain menyebabkan korban jiwa, kejadian ini juga menghancurkan fasilitas umum dan rumah-rumah warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima mencatat lebih dari 1.500 rumah terendam banjir. Dengan ribuan orang mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman.
Selain itu, infrastruktur yang rusak parah, seperti jembatan dan jalan raya, menghambat proses evakuasi dan distribusi bantuan. Para korban banjir yang selamat saat ini tinggal di tempat-tempat pengungsian sementara. Bantuan logistik dan medis yang terus disalurkan oleh pemerintah dan lembaga kemanusiaan.
BPBD setempat juga mengungkapkan bahwa masih ada potensi banjir susulan mengingat cuaca ekstrem masih berlangsung di wilayah tersebut. Oleh karena itu, warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari pihak berwenang.
Respons Pemerintah dan Pihak Berwenang
Pemerintah Kabupaten Bima dan Provinsi NTB telah mengeluarkan bantuan darurat untuk korban banjir bandang. Bupati Bima, Dr. H. Indah Dhamayanti Putri, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas kejadian ini dan menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para korban.
“Banjir bandang ini adalah ujian berat bagi masyarakat Bima. Kami akan berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan bantuan dapat sampai dengan cepat dan tepat sasaran,” ujar Bupati Bima dalam konferensi pers yang digelar setelah kejadian.
Selain itu, pihak kepolisian setempat juga terus mengidentifikasi korban dan menyelidiki penyebab pasti dari bencana tersebut. Beberapa ahli menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan, termasuk penebangan liar dan perubahan aliran sungai, turut memperburuk dampak dari hujan lebat yang terjadi.
Prediksi Perkembangan dan Upaya Pemulihan
Banjir bandang ini telah menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat Bima. Pemerintah setempat berencana untuk melaksanakan program pemulihan jangka panjang, termasuk perbaikan infrastruktur yang rusak dan pemberian bantuan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.
Selain itu, upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana dan perencanaan tata ruang yang lebih baik akan menjadi fokus dalam upaya pencegahan bencana serupa di masa mendatang.
Warga juga diminta untuk tetap memperhatikan perubahan cuaca dan terus berkoordinasi dengan pihak berwenang mengenai situasi terkini. Tim SAR, bersama dengan relawan, akan terus bekerja tanpa lelah untuk membantu proses evakuasi dan pencarian korban yang masih hilang.